Tahun ini pemerintah meluncurkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) sebagai program lanjutan dari penciptaan 1.000 sarjana wirausaha baru yang dimotori Kementerian Koperasi dan UKM. Jika sebelumnya 1.000 sarjana wirausaha baru disasar dari kalangan terdidik, kini GKN lebih mengarah kepada masyarakat umum yang belum mempunyai status bekerja.
Selain itu, menyusul sukses tahun lalu, jangkauan GKN juga diperluas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan berkenan meresmikan gerakan tersebut, sebagai salah satu agenda mengurangi angka pengangguran sekaligus kemiskinan.
Momentum tersebut dicetuskan di Gedung Smesco UKM Indonesia, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, yang merupakan pusat dari kegiatan promosi dan pemasaran masyarakat koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah (KUMKM).
Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya pengembangan kewirausahaan di seluruh Tanah Air, Presiden memuji langkah Kemenkop dan UKM yang memprakarsai GKN. Apalagi jika ada semangat tinggi dari generasi muda untuk menjadi entrepreneur atau technopreneur.
Seorang wirausaha, menurut Presiden, adalah orang yang memiliki keinginan, tekad, dan selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif. "Berani pula melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah ada"
SBY pun memuji bahwa entrepreneur berani mengambil risiko. "Apakah terobosannya, penemuannya, atau idenya itu berhasil atau tidak di kemudian hari," katanya.
Intinya, entrepreneur adalah seorang yang tidak pasif, tidak mudah menyerah, dan aktif menemukan sesuatu untuk dijadikan karya bagi kemajuan hidupnya.
"Itulah pengertian atau hakikat seorang wirausaha, entrepreneur, ataupun techno-preneur," tutur Presiden.
Dalam konteks bisnis atau dunia ekonomi, seorang wirausaha menemukan produk dan jasa, membuka pasar yang belum ada. "Kalau wirausaha terus berkembang di Indonesia, bisnis atau usaha, maka ekonomi pasti makin bergerak dan berkembang."
Karena itu, Presiden meluruskan bahwa wirausaha ndak identik dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Namun ada pertautan yang erat antara wirausaha dan bidang-bidang usaha yang berangkat dari kecil dan tumbuh menjadi usaha besar.
Mengapa pemerintah menginginkankewirausahaan atau enrrepre-neurship makin tumbuh dan berkembang? SBY mengingatkan, karena hakikat pembangunan yang terus dilakukan sejak Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan dirinya sampai ke penggantinya, tujuannya adalah sama.
Mengapa semua pemimpin terus membangun dari masa ke masa? "Jawabannya adalah karena kita ingin kesejahteraan rakyat makin meningkat Bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, kesejahteraan rakyat akan makin meningkat manakala kemiskinan juga terus berkurang," jelas SBY.
Namun mengapa masih ada kemiskinan di dunia ini, termasuk Indonesia dengan keluarga miskinnya?
"Mereka miskin karena penghasilannya atau income-nya tidak cukup atau terlalu kecil. Bahkan sebagian keluarga hampir tidak memiliki penghasilan, karena mereka ndak punya pekerjaan atau menganggur."
Apakah pengangguran hanya terjadi di Indonesia? Presiden menjawab tegas Tidak! "Di negara manapun, ada pengangguran, bahkan ketika dunia mengalami krisis tahun 2008, tahun 2009, banyak negara memiliki angka pengangguran jauh lebih tinggi dari Indonesia."
Lantas berapa pengangguran di Indonesia sekarang ini? "Pengangguran sekarang ini atau saudara-saudara kita yang belum mendapatkan pekerjaan berjumlah 8,32 juta atau 7,14%. Angka ini dari BPS tahun 2010,° demikian SBY.
Penduduk Indonesia sekarang berjum-lah 237,8 juta, adapun angkatan kerja sebanyak 1165 juta orang. Artinya orang yang bekerja berjumlah 108,2 juta. Sisanya yang belum bekerja sekitar 8,32 juta orang, itulah pengangguran.
Semua bekerja keras
Untuk mendukung GKN, menurut Presiden, pemerintah, lembaga-lembaga negara, para gubernur, bupati, wali kota, semua pihak harus bekerja keras untuk mengurangi pengangguran dengan cara menciptakan, membuka lapangan kerja yang baru.
Dari 832 juta yang belum beruntung mendapat pekerjaan, sebagian ingin jadi pegawai, jadi guru, menjadi anggota TNI, jadi anggota Polri.
"Boleh saja, tetapi ada batas karena jumlahnya harus sesuai dengan keperluan negara dan anggaran negara. Untuk menjadi pegawai negeri akan terbuka jika ada yang pensiun," kata SBY.
Jumlah pegawai saat ini sekitar 7.663.570 orang yang terdiri dari PNS 4.700.OOO orang, guru dan dosen sekitar 2.000.000, TNI sekitar 464.000, Polri sekitar 412.000.
Karena ada batas penerimaan pegawai, maka sumber potensi yang bisa mengurangi pengangguran adalah menjadi profesional di berbagai organisasi dan perusahaan swasta.
Misalnya di sektor pertanian, industri, bidang jasa. Ruang lain yang terbuka bagi penganggur adalah menjadi pekerja pembangunan infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, perumahan, pembangkit listrik. Potensi terakhir menyerap tenaga kerja baru adalah wirausaha.
Pada konteks inilah pentingnya peranan wirausahawan yakni usaha mikro, kecil, dan menengah, serta koperasi atau UM KMK yang harus ditumbuhkembangkan di seluruh Indonesia.
"Kalau program ini berkembang, berarti ada aktivitas baru. Kalau ada aktivitas baru, berarti ada pekerjaan baru. Kalau ada pekerjaan baru, berarti bisa menerima saudara-saudara kita yang mencari pekerjaan."
Yang menjadi pertanyaan umum, lanjut Presiden, apakah masih ada peluang bagi para wirausaha mengembangkan usahanya pada waktu mendatang? " Jawabannya tentu masih ada karena Indonesia alhamdulillah memiliki sumber daya alam yang besar dibandingkan negara lain, termasuk negara-negara tetangga."
Indonesia juga memiliki sumber daya manusia besar. Dari anatomi demografi nasional, penduduk memiliki produktivitas tinggi. "Ini yang disebut dengan demography deuident. Mereka akan menjadi work force, akan menjadi pekerja-pekerja yang insya Allah akan menggerakkan perekonomian kita."
Teori ekonomi mengatakan, yang namanya high growth manakala pertumbuhan di atas 4%. Alhamdulillah, sekarang ini pertumbuhan Indonesia menuju ke high growth. PDB, GDP juga makin besar, atau setara dengan 700 miliar dolar Amerika Serikat Karena itu Indonesia masuk 20 besar ekonomi dunia (anggota G20).
Kebutuhan barang dan jasa bagi 237 juta manusia yang daya belinya juga makin tinggi, maka demand juga makin tinggi. Artinya diperlukan produk barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Menurut SBY, potensi ekonomi di provinsi, kabupaten, dan kota, baik pertanian, industri maupun jasa, masih bisa dikembangkan. Saat ini belum pada titik optimalnya. Begitu juga peluang bagi para entrepreneur dan technopreneur.
"Mengapa saya mengatakan terbuka bagi wirausaha? Karena pemerintah, dunia usaha, ingin memberi bantuan kepada usaha rintisan baru. Bantuan itu macam-macam seperti pelatihan, pemberian modal, pinjaman, dan lain-lain, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR)," demikian SBY.
Pada akhirnya Presiden menginginkan agar masyarakat bisa memahami bahwa konteks wirausaha sangat penting, karena kalau terjadi usaha baru dan pekerjaan tambahan, otomatis pengangguran terserap, dan kemiskinan berkurang.
Sumber : http://www.depkop.go.id
Bisnis Indonesia