REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Warga Kota Surabaya diminta antisipasi terhadap gerhana bulan yang diperkirakan terjadi pada Kamis (16/6) dini hari nanti. Karena, gerhana bulan akan berdampak pada pasang surut air laut hingga level tertinggi.
Kasi Observasi dan Informasi Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Effendy, mengatakan bahwa gerhana bulan pada 2011 akan terjadi sebanyak dua kali yakni pada 16 Juni 2011 dan 10 Desember 2011.
"Gerhana bulan kali ini bukanlah fenomena langka. Tapi, pada 2011 ini gerhana bulan terbentuk secara total," katanya.
Menurut dia, dua gerhana bulan total yang terjadi pada 2011 adalah jarang terjadi karena biasanya bulan tidak total terlihat, melainkan masih terlihat sedikit. Tahun ini, posisi bulan, bumi dan matahari pada 16 Juni dan 10 Desember 2011 akan tepat berada di satu garis lurus. Sedangkan, sinar matahari yang seharusnya diterima bulan itu akan tertutup secara sempurna oleh bumi. Cahaya matahari yang melewati bumi akan membuat bulan berwarna merah, cokelat, atau hitam.
Adanya gerhana bulan total tersebut, lanjut dia, berdampak pada pasang surut air laut karena mulai 15 hingga 17 Juni terjadi pasang air laut tertinggi. Pasang air laut setinggi 160 centimeter (cm) di atas "Mean Sea Level" (MSL) terjadi pukul 10.00 WIB pada Rabu (15/6) dan pasang setinggi 150 cm di atas MSL terjadi pada 16 dan 17 Juni di jam yang sama.
"Gerhana bulan tersebut tidak berpengaruh pada cuaca ataupun tingginya gelombang," katanya.
Gerhana bulan di Indonesia akan berdurasi selama 3 jam 20 menit dengan periode gerhana total mencapai waktu 1,5 jam. Gerhana diperkirakan berlangsung pada 16 Juni antara pukul 01.22 - 05.02 WIB.
Gerhana bulan di Indonesia juga berpeluang dinikmati dengan mata telanjang. Hal ini mengingat saat ini memasuki kemarau.