Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga

Dinda sangat bingung saat ini. Suaminya baru saja di PHK kantornya. Alasannya seperti biasa, perusahaan sedang dalam kondisi merugi. Sdhingga, harus dilakukan langkah-langkah penguranga biaya termasuk biaya pegawai. Selama ini, keluarga Dinda sangat berganntung pada pengahasilan Hendro.

Lain lagi dengan teman saya Ardie. Setiap bulan dia mengeluh kehabisan uang dan harus mencari pinjaman kesana-sini. Padahal pengahasilan Ardie bukan kecil. Sebagai direktur di sebuah perusahaan multinasional, gajinya di atas 100 juta sebulan.

Lenny, teman saya wanita muda yang sedang meniti karir punya cerita juga. Ia bingung tidak bisa menabung karena penghasilannya habis untuk membantu adik iparnya yang masih menganggur. Lenny gundah karena sebentar lagi anaknya akan masuk sekolah tapi belum punya tabungan pendidikan.

Cerita-cerita seperti Lenny, Ardie, dan Hendro rasanya dekat dengan keseharian kita. Kegelisahan mereka bersumber pada keuangan keluarga. Lebih tepatnya bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga, baik dalam kesinambungan sumber penghasilan maupun kecukupannya.

Di masyarakat kita yang bersifat kekeluargaan, tanggung jawab keuangan kadang tidak berhenti hanya pada keluarga inti (suami/ istri, anak). Tanggung jawab itu diperluas hingga pada orang, mertua, saudara ipar, bahkan keponakan.

Di sinilah masalah kita menjadi lebih berat. Bayangkab, standar gaji yang sudah dihitung sesuai kebutuhan satu keluarga bisa menjadi sangat tidak memadai ketika harus menanggung beban lainya.

Dengan tanggung jawab yang sedemikian besar, sangat penting bagi kita untuk membangun kekuatan dan kemandirian ekonomi keluarga. Kemandirian saya artikan sebagai kemampuan kita memenuhi keuangan keluarga baik inti maupun dalam makna luas, serta menjaga kesinambungannya. Berikut kita akan bahas apa saja unsur yang dapat menjadi fondasi kemandirian itu.

1. Berbagai Sumber Penghasilan

Memiliki berbagai sumber penghasilan akan memberikan kesinambungan dan kecukupan penghasilan. Dengan memiliki berbagai sumber penghasilan, Anda akan tetap memiliki penghasilan walaupun salah satunya mengalami gangguan. Misalnya, ada PHK atau bidang bisnis yang sedang lesu.

Dalam ekonomi modern saat ini, hampir tidak ada satu pekerjaan yang tidak memiliki risiko. Dua puluh tahun yang lalu orang berani katakan menjadi PNS pasti aman seumur hidup, walaupun gajinya kecil. Sekarang pernyataan itu tidak lagi sepenuhnya benar. Beberapa waktu lalu kita mendengar suatu departemen dilikuidasi karena sudah tidak diperlukan lagi.

Bila Anda sebagai karyawan swasta atau PNS alternatif sumber penghasilan dapat berupa: asset tetap yang disewakan, royalti tulisan, usaha, atau pekerjaan sampingan. Bila saat ini Anda sudah memiliki beberapa sumber penghasilan cobalah atur komposisinya agar semakin lama penghasilan dari sumber yang tidak menyita waktu dan kehadiran Anda semakin besar. Jenis penghasilan ini yang biasa disebut passive income.

2. Penyiapan Dana Darurat

Ingatlah tidak selamanya pekerjaan Anda lancar atau semua bisnis Anda menghasilkan. Usahakan selalu menyediakan tabungan sebagai dana darurat. Beberapa ahli keuangan menyarankan paling tidak tabungan ini cukup untuk menutup kebutuhan keluarga selama 3 bulan. Bahkan ada yang menyarankan dana itu harus cukup untuk 12 bulan.

Dengan adanya dana darurat itu, Anda tidak perlu panik ketika ada gangguan pada salah satu sumber penghasilan utama Anda.

3. Usaha Keluarga

Keluarga adalah sumber daya yang paling dekat dengan kita. Bila dikelola dengan baik bisnis keluarga dapat menjadi suatu sumber penghasilan yang menguntungkan semua anggotanya. Bisnis ini dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia di lingkungan keluarga secara langsung.

Mengembangkan bisnis dalam keluarga bukan hanya menambah ketahanan ekonomi keluarga tapi juga mempererat tali silaturahmi. Namun demikian, praktik-praktik manajemen yang profesional harus tetap dijaga agar usaha keluarga ini dapat maju dan berkembang.

sumber