Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengungkapkan hal tersebut di Nusa Dua, Bali, Rabu (18/5/2011), saat menyampaikan hasil pembaruan terakhir atas konsep MP3EI yang sudah dipersiapkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2010 itu. MP3EI ini disampaikan kepada delegasi Korea Selatan yang dipimpin oleh Menteri Ilmu Pengetahuan Ekonomi Korea Selatan Choi Juung-kyung.
"Sebagai gambaran, Indonesia itu negara yang besar. Buktinya, jika ada penerbangan yang menghubungkan Sabang ke Jayapura, akan membutuhkan waktu 6,5 jam penerbangan," ujar Luky.
Menurut dia, dunia merasa perkembangan ekonomi Indonesia sangat mengesankan. Atas dasar itu, setelah BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) yang menjadi negara berkembang paling maju, ada lagi konsep NEXT-11. NEXT-11 terdiri atas Banglades, Mesir, Indonesia, Iran, Korea Selatan, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Turki, dan Vietnam. "Di antara negara-negara itu, Korea Selatan adalah negara yang berada di puncak kelompok NEXT-11," ujarnya.
Luky mengatakan, Indonesia saat ini ada pada perkembangan ekonomi dasar (factor driven economies) karena masih disibukkan oleh penguatan kelembagaan, infrastruktur, stabilitas ekonomi makro, serta kesehatan dan pendidikan primer. Dengan MP3EI, Indonesia berniat berkembang ke level efficiency driven economies, di mana perhatian sudah diarahkan pada pendidikan yang lebih tinggi, efisiensi di pasar barang, efisiensi di pasar pekerja, kepuasan di pasar keuangan, dan sudah menekankan teknologi.
"Pada tahun 2025, Indonesia akan mencapai posisi innovation driven economies," ujar Luky.
Dalam MP3EI, Pulau Sumatera akan difokuskan pada perkebunan kelapa sawit, karet, batubara, perkapalan, baja, dan pembangunan jembatan Selat Sunda. Pulau Jawa akan dijadikan pusat industri tekstil, makanan-minuman, alat transportasi, perlengkapan pertahanan, perkapalan, dan proyek Metropolitan Jakarta Area.
Adapun Kalimantan akan diarahkan menjadi sentra minyak kelapa sawit dan turunannya, minyak dan gas, baja, bauksit, dan batubara. Sulawesi untuk basis pangan, cokelat, perikanan, nikel, dan migas. Sementara Bali difokuskan pada turisme, peternakan, dan perikanan. "Di Papua, Maluku, dan Kepulauan Maluku dikembangkan basis tanaman pangan, perikanan, tembaga, nikel, serta migas," tutur Luky.