JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat tiga faktor yang disinyalir bisa menyebabkan naiknya impor produk makanan dan minuman yang signifikan dari Malaysia selama kuartal pertama tahun ini. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan, Deddy Saleh kepada Kompas.com, di DPR, Senin (20/6/2011).
Yang pertama adanya Peraturan Menteri Perdagangan yang mewajibkan verifikasi untuk enam produk, yang salah satunya makanan dan minuman. "Kedua, itu pelabuhannya dibatasi. Kan hanya pelabuhan tertentu yang boleh masuk untuk enam produk ini. Nah dengan adanya pembatasan verifikasi dan pelabuhan. Maka yang selama ini ilegal, sekarang ini masuk ke pelabuhan itu (secara legal)," ungkap Deddy.
Ketiga, ketentuan penggunaan label dalam bahasa Indonesia. Menurutnya hal ini juga mendorong barang-barang menjadi legal. "Sehingga sekarang importir yang biasanya ilegal itu nggak mau lagi. Karena risikonya besar. Maka sekarang masuk secara resmi. Dengan perubahan dari ilegal menjadi ilegal, itu (dapat) mengakibatkan kenaikan impor," tuturnya.
Deddy pun berpendapat, jika benar kenaikan impor tersebut karena verifikasi, maka itu sebenarnya bukan merupakan masalah. Malah dengan menjadi legal, lanjut dia, eksportir Malaysia harus mengeluarkan biaya, seperti bea masuk dan pajak. "Sehingga sebetulnya mengurangi daya saing (dengan produk lokal)," tambahnya.
Ia pun menambahkan, peningkatan impor ini juga dapat dimungkinkan karena pasar Indonesia yang menarik. Apalagi jaraknya cukup dekat. Oleh karena itu, ia berharap kenaikan ini menjadi perhitungan bagi produsen dalam negeri untuk meningkatkan daya saing.
Hal yang perlu diingat pula, lanjutnya, ekspor Indonesia ke Malaysia sebenarnya juga naik. Itu indikasi bahwa produk nasional juga berdaya saing. "Jadi jangan melihat sepihak saja, ini (impor dari Malaysia) terus melonjak. Kita harus melihat kedua sisi, ekspor dan impor. Bahkan harus melihat lebih luas lagi ke negara lain," tambahnya.
Untuk diketahui, selama bulan Januari-Mei 2011 , nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 20,67 juta dollar AS. Angka tersebut naik 76 persen dari periode yang sama tahun lalu, atau sebesar 11,73 juta dollar AS.
Jumlah itu pun sekitar 23,08 persen dari seluruh impor makanan dan minuman yang mencapai 89,56 juta dollar AS.