6 Alasan Bisnis Baru Anda Gagal


BANJARMASINPOST.CO.ID - Memulai bisnis memang tidak mudah. Setelah Anda mengatasi rasa takut untuk berbisnis, tantangan sebenarnya adalah ketika bisnis mulai dijalankan.

Sering dikatakan bahwa lebih dari separuh bisnis baru gagal dalam tahun pertamanya. Menurut Small Business Association (SBA), hal ini tidak sepenuhnya benar. SBA menyatakan, hanya sekitar 30 persen dari bisnis baru yang gagal dalam dua tahun pertamanya setelah dibuka, 50 persen dalam lima tahun pertama, dan 66 persen selama 10 tahun pertama. Hanya 25 persen yang berhasil meneruskan bisnis hingga 15 tahun dan seterusnya.

Meskipun begitu, tidak semua bisnis harus mengalami kegagalan lebih dulu. Dengan perencanaan, pembiayaan, dan fleksibilitas yang tepat, bisnis juga punya peluang lebih baik untuk sukses. Agar bisnis Anda tidak mengalami kesalahan yang sama, simak alasan paling umum yang menyebabkan bisnis baru gagal.

Tidak melakukan survei pasar
Misalnya, Anda ingin membuka resto burger atau resto donat, dan Anda sudah menghitung besaran modalnya. Namun, Anda tidak menyadari bahwa bisnis burger dan donat sudah mulai jenuh, dan Anda memilih area dimana sudah banyak resto donat atau burger di sana. Sehingga, ketika Anda ingin masuk, persaingan cukup tajam dan Anda kesulitan mendapatkan pengunjung. Hal ini adalah suatu kesalahan yang membuat Anda gagal sejak awal. Jika Anda memang ingin membuka resto, pilihlah jenis makanan yang belum ada di area tersebut. Atau, pilihlah produk atau jasa yang memang dibutuhkan warga di area tertentu. Jauh lebih mudah memuaskan kebutuhan konsumen daripada menciptakan satu produk dan berusaha meyakinkan orang untuk menggunakan uangnya untuk membeli.

Business plan Anda bermasalah
Business plan yang tersusun secara realistis merupakan dasar dari bisnis yang sukses. Dalam business plan, Anda harus menentukan tujuan yang realistis dari bisnis Anda, bagaimana cara Anda mencapai tujuan tersebut, adakah ancaman terjadinya masalah, dan bagaimana solusinya. Perencanaan ini akan membuat Anda tahu apakah diperlukan riset atau survei untuk mengetahui peluang pasar, juga biaya-biaya dan masukan-masukan yang diperlukan untuk bisnis Anda. Termasuk, bagaimana strategi dan perencanaan waktu harus diimplementasikan.

Kekurangan modal
Ketika bisnis tidak berjalan sesuai keinginan Anda, sebagian modal Anda sudah terpakai sementara prospeknya kurang menjanjikan, Anda akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal lagi. Sejak awal sebaiknya Anda bersikap realistis, dan jalankan bisnis Anda dengan kecukupan modal yang akan bertahan hingga bisnis Anda berjalan dengan stabil (dan menghasilkan pemasukan).

Pilihan lokasi dan pemasaran yang kurang baik
Pilihan lokasi yang buruk, misalnya restoran atau toko buku Anda berada di jalan sempit yang menyulitkan kendaraan untuk parkir. Hal ini sama bahayanya dengan pemilihan layout iklan produk Anda di internet. Posisi iklan tersebut sama pentingnya dengan memilih lokasi toko di kawasan belanja. Pemasaran secara online harus mengutamakan aspek ketersediaan dan keterlihatan, agar calon pembeli atau mitra kerja bisa melihat produk Anda dengan jelas.

Mudah puas
Begitu Anda menyusun perencanaan, jalankan bisnis Anda, dan raih basis pelanggan. Jangan langsung merasa puas dengan pencapaian Anda. Selalu monitor pasar, dan kenali kapan Anda harus mengubah business plan. Ketika bisnis mulai berkembang, Anda akan mendapatkan banyak waktu untuk menyesuaikan strategi sehingga Anda bisa tetap sukses. Bila kompetitor menghadang bisnis Anda, segera pikirkan untuk melakukan variasi produk atau membuat perubahan lain.

Terlalu cepat berekspansi
Setelah bisnis Anda mulai stabil dan mendatangkan keuntungan, kini waktunya untuk berekspansi. Namun, Anda perlu memperlakukan masalah perluasan bisnis ini seolah Anda sedang mengawali bisnis baru. Jika Anda ingin memperluas jangkauan, tentukan lokasi strategis, dan siapa calon konsumen Anda di wilayah tersebut. Kalau Anda ingin mengembangkan cakupan dan fokus dari bisnis Anda, pastikan Anda memahami produk-produk, layanan, dan konsumen baru Anda, seperti yang Anda lakukan terhadap bisnis Anda yang sudah berjalan. Bisnis yang terlalu cepat diekspansi dan tidak didukung dengan riset, strategi, dan perencanaan yang matang, bukan tak mungkin hanya akan menggerogoti keuangan Anda.