Bahan MakaBahan Makanan Ikut Picu Inflasi Banjarmasin

BANJARMASINPOST.co.id, BANJARMASIN - Pertumbuhan perekonomian Kota Banjarmasin, Mei 2011 mengalami inflasi 0,51 persen atau lebih tinggi dari angka inflasi nasional 0,12 persen. Dari 66 kota di Indonesia, tercatat 51 kota mengalami inflasi termasuk Kota Banjarmasin, ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Bambang Pramono dalam jumpa pers di Banjarmasin, Rabu (1/6/2011).

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon 1,66 persen dan terendah Kota Kediri, Denpasar Bali dan Mataram Nusa Tenggaran Barat, masing-masing, 0,02 persen.

Sedangkan kota mengalami deflasi tercatat 15 kota, dimana deflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan Kalimantan Timur 1,14 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bandarlampung 0,03 persen.

Perkembangan harga berbagai komoditas Mei 2011 secara umum menunjukkan adanya kenaikan, tambahnya.

Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan 0,85 persen kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,73persen.

Kemudian kelompok sandang 1,65 persen, dan kelompok transport komunikasi dan jasa keuangan 0,20 persen. Sedangkan indeks kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,05 persen, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi serta olahraga tidak mengalami perubahan.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama Mei 2011 antara lain daging ayam ras, ikan gabus, sewa rumah, emas perhiasan, udang basah, ikan kembung, seragam sekolah anak, ikan sepat siam dan lain-lain.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah labu parang/merah, cabe rawit, kol putih/kubis, gula pasir, bawang merah, bayam, ikan patin, ikan selar, telur ayam ras dan lain-lain.

Pada Mei 2011 kelompok komoditi memberikan andil inflasi/deflasi adalah kelompok bahan makanan 0,2256 persen, kelompok makanan jadi rokok dan tembakau -0,0116 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,1475 persen, kelompok sandang 0,1210 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,0299 persen.

Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan olahraga dan rekreasi tidak memberikan andil.