LAHAT – Petani karet di Lahat mengkhawatirkan harga karet yang terus merosot belakangan ini. Bila itu terjadi, kehidupan para petani karet terancam karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dari kebun karet.
Kini harga karet anjlik mencapai Rp 8.000 per Kilogram dari petani ek pengumpul.
“Jika harga karet tidak kunjung naik dan terus mengalami penurunan seperti ini, kami benar-benar kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Ahmad (35) petani karet di Lahat, Minggu (30/5).
Menurut Ahmad, turunnya harga karet memaksa dirinya untuk mengurangi pembelian pupuk dan obat-obatan. Selain itu, kebutuhan keluarga juga terpaksa mulai dikurangi.
“Sejak harga karet menurun beberapa bulan lalu, saya mulai mengurangi pupuk untuk tanaman karet saya, anak-anak perlu belanja untuk sekolah. Kalau kebutuhan tidak kami kurangi, kami khawatir nantinya akan berimbas pada pendidikan anak kami,” ujarnya.
Dikatakannya, lahan seluas satu hektare miliknya ditanaminya dengan karet dan kopi yang digarapnya sejak pupuhan tahun lalu. Dengan lahan tersebut, dirinya hanya bisa menghasilkan karet sebanyak 38-40 Kg per-sepuluh hari.