JAKARTA-Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengungkapkan adanya pemahaman bahwa small medium, and enterprise (SME) atau UKM merupakan tiang negara. Oleh karena itu, sebanyak 21 negara yang menghadiri pertemuan tingkat menteri APEC bidang UKM di Montana, Amerika Serikat, pada 20-21 Mei 2011 sepakat memprioritaskan SME sebagai pilar ekonomi bangsa-bangsa ke depannya. Mereka saling bertukar informasi, pengalaman, dan mengisi kekurangan masing-masing.
"Sebanyak 21 negara yang diundang semua mengirimkan SME dan semua negara itu memberi data-data pasti bahwa SME adalah tiang negara. Karena sukses dalam SME terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan, mengurangi jumlah pengangguran, dan menjaga stabilitas ekonomi bangsa," jelasnya di ruang wartawan gedung Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Sebenarnya, lanjut Syarief, ada tiga poin penting yang berhasil dicapai kesepakatan antara Indonesia dengan sejumlah negara peserta pertemuan APEC itu. "Selain kesepakatan SME menjadi pilar ekonomi, berikutnya soal kewirausahaan yang akan lebih dikedepankan, terutama di Amerika, dan eco product green. Konsep KUR (kredit usaha rakyat. Red) dan kewirausahaan seperti tertuang dalam program GKN (Gerakan Kewirausahaan Nasional, red) yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 April 2011 menjadi contoh bagi negara-negara lain," paparnya.
Dijelaskan, konsep penjaminan KUR ini mirip yang dilakukan Korea, Amerika, dan Meksiko. Bahkan dari sisi jumlah yang diberikan pemerintah dalam kebijakan penjaminan sebesar Rp 20 triliun setiap tahun cukup signifikan. "Negara-negara Korea, Amerika, dan Meksiko yang sudah punya program mirip ini temyata berminat meniru. Karena itu, kegiatan workshop dalam akses perbankan akan dilakukan di Indonesia dengan negara-negara peserta APEC menjadi pesertanya," ungkapnya.