Pendapatan Petani Sawit Fluktuatif

Pendapatan petani plasma kelapa sawit di Kotabaru, Kalimantan Selatan, dari hasil panen tandan buah segar untuk periode Juni-Juli berfluktuasi.

"Jika Mei-Juni kami masih bisa memperoleh penghasilan dari panen kelapa sawit sekitar Rp2 juta lebih, tetapi sekarang hanya sekitar Rp1,5 juta per hektare," kata Abu Bakar petani plasma dari Sangking Baru, Kelumpang Selatan, Kotabaru, Sabtu.

Sementara di Bumi Asih, pendapataan petani plasma sawit naik dari sekitar Rp1,4 juta per hektare naik menjadi Rp1,5 juta per hektare.

"Alhamdulillah, pendapatan hasil sawit kami naik dari Rp1,4 juta menjadi Rp1,5 juta per hektare," tutur Khamim.

Begitu juga dengan hasil sawit di Sei Kupang Jaya, dari sekitar Rp1,5 juta menjadi Rp1,9 juta per hektare.

Warga Sei Kupang Jaya, Abah Aulia, mengaku, terkejut mendapatkan hasil kalapa sawit sebesar Rp1,9 juta per ha.

"Tidak biasanya, pendapatan sawit di Sei Kupang Jaya lebih tinggi dari sangking Baru," terangnya.

Menurut sejumlah petani plasma sawit yang juga anggota kredit koperasi primer untuk anggota (KKPA) penyebab naik turunya pendapatan plasma sawit diduga disebabkan mulai tururnya intensitas curah hujan, dimana Kotabaru dan sekitarnya hampir dua bulan terakhir tidak ada turun hujan.

Biasanya, musim kemarau pendapatan kelapa sawit turun, tetapi kali ini sedikit aneh, karena ada yang naik dan ada yang turun," tambah Abah Aulia.

Akibat tidak stabilnya pendapatan kelapa sawit tersebut, para anggota KKPA itu ingin menanam kelapa sawit dengan cara swadaya.

Sementara itu, Pengurus Koperasi Unit Desa Gajah Mada belum berhasil dikonfirmasi, terkait tisak stabilnya pendapatan dari hasil panen tandan buah segar.

KUD Gajah Mada merupakan koperasi yang mengelola sekitar 7.100 hektare kebun plasma milik sekitar 5.000 petani di Kecamatan Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir dan Kelumpang Hulu./C


Sumber