Singapura Kuasai Investasi Kalsel

Selama 2010 hingga 2011 Singapura menguasai investasi di Kalimantan Selatan dengan total nilai 89,6 juta dolar AS jauh lebih tinggi dibanding 18 negara lainnya yang juga menanamkan investasinya di daerah kaya sumber daya alam ini.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Kalimantan Selatan Ratna Fatmawati di Banjarmasin, Rabu mengatakan, selain perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) total investasi perusahaan asing (PMA) pada 2010 sebesar 696 juta dolar AS yang terbagi dalam 57 proyek.

Sedangkan pada 2011 semester pertama total investasi PMA sebesar 163 juta dolar AS dengan total 14 proyek.

"Dibanding 2010, total investasi PMA 2011 memang masih jauh lebih kecil, namun diharapkan hingga akhir tahun jumlahnya bisa sama atau bahkan lebih besar," katanya.

Dari total investasi tersebut, Singapura merupakan negara yang paling tinggi menanamkan investasi sebesar 89,6 juta dolar AS yang terbagi atas 15 perusahaan.

Selanjutnya, Malaysia sebesar 42,5 juta dolar AS terbagi 15 perusahaan menyusul British Virgin Island sebesar 28 juta dolar AS dengan tujuh perusahaan dan Australia serta Cina masing-masing dengan total investasi 26,4 juta dolar AS dan 26,3 dolar AS.

Sedangkan sisanya antara lain dari Iran, Inggris, Hongkong, Spanyol Kanada, Korea Selatan, Taiwan, Italia dan beberapa negara lainnya yang rata-rata telah berinvestasi dengan nilai antara 1 juta dolar AS hingga 7 juta dolar AS.

Dari total investasi tersebut, rata-rata bergerak pada sektor tersier yang meliputi jasa penyediaan pelayanan dan perdagangan.

Khusus sektor tersebut, pada 2010 sebanyak 41 proyek dengan total investasi 69,7 juta dolar AS dan 2011 semester pertama sebanyak sembilan proyek dengan investasi 74,5 juta dolar AS.

Kedua adalah sektor primer yang meliputi perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan dengan total investasi pada 2010 621,6 juta dolar AS sebanyak 12 proyek dan 2011 semester awal sebesar 88,5 juta dolar AS dan lima proyek.

Terakhir adalah sektor sekunder yang meliputi perdagangan dan industri yang pada 2010 hanya sekitar 4,9 juta dolar AS dengan empat proyek dan 2011 semester awal belum terdata.

"Saat ini kita cukup gencar melakukan sosialisasi untuk menjaring investor besar untuk bisa berinvestasi dibidang industri pengolahan," katanya./B

ANTARA