Melihat Gedung DPRD Tabalong Graha Sakata

Pernah Panen, Dinding Dipenuhi Kotoran Walet
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tabalong Graha Sakata ternyata tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya 30 anggota legislatif untuk mengesahkan peraturan masyarakat Bumi Sarabakawa, tapi juga berpotensi sebagai penghasil sarang burung walet, yang sekarang cukup ramai dibicarakan.

Ibnu Dwi Wahyudi, Tabalong

Selasa (20/9) kemarin, melihat gedung yang beralamat di Jalan Negara Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak itu terkesan jorok. Dinding-dinding bagian luar gedung dipenuhi kotoran burung penghasil royal jelly. Bahkan, tidak hanya kotoran, sarang yang betengger di sudut-sudut ruang terbuka itu juga penuh.
Parahnya, kotoran-kotoran tersebut cukup menyulitkan petugas kebersihan disana. Kotoran terletak dibagian seluruh dinding bagian atas. Sedangkan, bagian bawah tidak seberapa, karena dibersihkan.
Mulai dari dinding dalam aula luar, sampai dinding di dekat pintu masuk ruang utama. Tiang-tiang penyangga juga ada. Jumlahnya tidak sedikit, banyak. Menyebabkan dinding terlihat bercak-bercak kehitaman.
"Namanya burung kaya apa kasih tahunya. Kami juga ga punya teknologi untuk mengusirnya. Jadi biarkanlah," keluh anggota dewan, Zubair menyikapi kotornya Graha Sakata.
Meski seperti itu kondisinya, Sekretaris DPRD H Birhasani mengatakan, terus berjuang untuk membersihkan bagian-bagian dinding yang kotor.
"Paling disapu dan dipel. Tapi bagian atas ya mau tidak mau harus dilakukan pengecatan," jelasnya.
Pengecetan gedung wakil rakyat sudah dilakukan belum lama ini. Tapi baru sebagiann kecil. Dengan pengecetan sekitar Rp 180 juta. Sehingga, tidak sampai bagian dalam gedung. Hanya bagian luar.
Pun begitu kondisinya, keberadaan sarang walet yang mengotori gedung dewan ternyata pernah menuai hasil. Sarang walet yang terkenal mahal itu pernah dipanen karyawan disana. Hanya saja, Birhasani tidak mau mempublikasikan jumlahnya. Karena akan jadi masalah.
"Pernah dipanen. Tapi dulu, sekarang tidak. Bupati minta agar tidak lagi terjadi. Karena jadi bahan keributan antar karyawan. Makanya kami cat, agar dibersihkan sekalian," tegas Birhasani.
Selain dicegah dengan mengecat, dia telah meminta petugas untuk menutup lubang-lubang ke celah gedung agar burung walet tidak lagi membuat sarang. ***