KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII KE AUSTRALIA
Komisi VIII DPR ngotot kunjungi Australia di masa liburan
JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI yang membawahi Bidang Kesra, Taufik Kurniawan,
menyatakan jika Kunjungan Kerja Komisi VIII ke Australia tidak harus
mengunjungi parlemen Australia.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di
Australia mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Delegasi
kunjungan kerja Komisi VIII ke Australia Abdul Kadir Karding agar
mengundurkan jadwal Kunjungan Kerja yang dilaksanakan hari Rabu, (26/4)
sampai hari Senin(2/5). Hal tersebut dilakukan PPI Australia karena Parlemen
Australia serta Parlemen Negara Bagian NSW dan Victoria tengah libur Paskah.
"Kunjungan kerja itu tidak serta merta harus mengunjungi parlemen. Bisa
saja *on the spot* ke kementeriannya. Kunjungan kerja itu tidak harus
tertuju ke parlemen," ujar Taufik ketika dihubungi wartawan, Selasa sore
(26/4).
Tapi, Taufik pun menegaskan jika dirinya akan melakukan cek kembali agenda
utama kunjungan kerja Komisi VIII. "Akan di cek kembali apakah dalam agenda
utamanya ke Australia ada kunjungan kerja ke parlemen di sana," imbuhnya.
Sekjen PAN itu pun mengungkap mereka sudah mempertimbangkan dengan panjang
tempat tujuan yang akan dituju Komisi VIII ini. Sebelumnya telah melalui
rapat internal komisi, kemudian dikomunikasikan juga dengan Duta Besar
negara tujuan tentang rencana kunjungan kerja Komisi VIII tersebut.
"Menghubungi staf kedutaan di Australia dan tempat-tempat tujuan itu juga
disesuaikan dengan waktu dan tujuan kunjungan," tegasnya.
PPI Australia melihat kunjungan Komisi VIII ini sebenarnya lebih condong
sebagai kunjungan wisata karena ada beberapa anggota dewan yang membawa
istri dan anaknya ke negara tersebut, “Iitu dikembalikan kepada kebijakan
fraksi di DPR RI,” tutur Taufik.
Lagi pula menurutnya, misalkan ada anggota yang bawa keluarga, biasanya
dengan biaya sendiri. "Tiket ditanggung sendiri, tapi diharapkan sih tidak
membawa keluarga karena akan cukup mengganggu proses kunjungan dan
persiapan-persiapan. Tetapi kita kembalikan ke kebijakan fraksi," tambahnya.
Namun ia menegaskan Fraksi PAN sendiri tidak memperbolehkan anggota PAN
mengajak keluarga dalam Kunjungan Kerjanya. "Itu arahan Ketua Umum. Walaupun
itu tidak dari APBN. Tapi akan mengganggu optimalisasi dan sedikit banyak
membebani tugas staf kedutaan. Yang jelas, saya pastikan keluarga tidak
dibiayai DPR," kata Taufik.
Sekadar informasi, dari Senin lalu (26/4) para wartawan kesulitan
menghubungi Komisi VIII guna mengonfirmasi perjalanan Kunjungan Kerja Komisi
VIII DPR RI. Mendadak saja telepon para wakil rakyat ini tidak diangkat,
diputus tiba-tiba saat konfirmasi, atau no handphone para anggota Komisi
VIII yang dituju tidak aktif.
Komisi VIII DPR ngotot kunjungi Australia di masa liburan
JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI yang membawahi Bidang Kesra, Taufik Kurniawan,
menyatakan jika Kunjungan Kerja Komisi VIII ke Australia tidak harus
mengunjungi parlemen Australia.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di
Australia mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Delegasi
kunjungan kerja Komisi VIII ke Australia Abdul Kadir Karding agar
mengundurkan jadwal Kunjungan Kerja yang dilaksanakan hari Rabu, (26/4)
sampai hari Senin(2/5). Hal tersebut dilakukan PPI Australia karena Parlemen
Australia serta Parlemen Negara Bagian NSW dan Victoria tengah libur Paskah.
"Kunjungan kerja itu tidak serta merta harus mengunjungi parlemen. Bisa
saja *on the spot* ke kementeriannya. Kunjungan kerja itu tidak harus
tertuju ke parlemen," ujar Taufik ketika dihubungi wartawan, Selasa sore
(26/4).
Tapi, Taufik pun menegaskan jika dirinya akan melakukan cek kembali agenda
utama kunjungan kerja Komisi VIII. "Akan di cek kembali apakah dalam agenda
utamanya ke Australia ada kunjungan kerja ke parlemen di sana," imbuhnya.
Sekjen PAN itu pun mengungkap mereka sudah mempertimbangkan dengan panjang
tempat tujuan yang akan dituju Komisi VIII ini. Sebelumnya telah melalui
rapat internal komisi, kemudian dikomunikasikan juga dengan Duta Besar
negara tujuan tentang rencana kunjungan kerja Komisi VIII tersebut.
"Menghubungi staf kedutaan di Australia dan tempat-tempat tujuan itu juga
disesuaikan dengan waktu dan tujuan kunjungan," tegasnya.
PPI Australia melihat kunjungan Komisi VIII ini sebenarnya lebih condong
sebagai kunjungan wisata karena ada beberapa anggota dewan yang membawa
istri dan anaknya ke negara tersebut, “Iitu dikembalikan kepada kebijakan
fraksi di DPR RI,” tutur Taufik.
Lagi pula menurutnya, misalkan ada anggota yang bawa keluarga, biasanya
dengan biaya sendiri. "Tiket ditanggung sendiri, tapi diharapkan sih tidak
membawa keluarga karena akan cukup mengganggu proses kunjungan dan
persiapan-persiapan. Tetapi kita kembalikan ke kebijakan fraksi," tambahnya.
Namun ia menegaskan Fraksi PAN sendiri tidak memperbolehkan anggota PAN
mengajak keluarga dalam Kunjungan Kerjanya. "Itu arahan Ketua Umum. Walaupun
itu tidak dari APBN. Tapi akan mengganggu optimalisasi dan sedikit banyak
membebani tugas staf kedutaan. Yang jelas, saya pastikan keluarga tidak
dibiayai DPR," kata Taufik.
Tapi Taufik mengaku akan mengecek mengenai kabar salah satu rombongan Komisi
VIII yang membawa keluarga adalah Abdul Razaq Rais, yang juga merupakan
Politisi dari PAN. "Apakah hanya kebetulan karena memang ada anaknya yang
kuliah di luar negeri atau apa," tutupnya.
VIII yang membawa keluarga adalah Abdul Razaq Rais, yang juga merupakan
Politisi dari PAN. "Apakah hanya kebetulan karena memang ada anaknya yang
kuliah di luar negeri atau apa," tutupnya.
Sekadar informasi, dari Senin lalu (26/4) para wartawan kesulitan
menghubungi Komisi VIII guna mengonfirmasi perjalanan Kunjungan Kerja Komisi
VIII DPR RI. Mendadak saja telepon para wakil rakyat ini tidak diangkat,
diputus tiba-tiba saat konfirmasi, atau no handphone para anggota Komisi
VIII yang dituju tidak aktif.