Pekan Produk Kreatif Kembali Digelar di Jakarta

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) untuk yang kelima kalinya pada 6-10 Juli 2011 di JCC Jakarta. Acara tersebut bertemakan 'Kreatif Indonesia Mandiri'.

Acara rutin tahunan ini diharapkan mampu menyedot pengunjung hingga 6000 orang yang melingkupi industri kreatif, pelaku usaha, budayawan, akademisi, asosiasi terkait, lembaga pembiayaan, lembaga promosi dan masyarakat.

"Target total pengunjung 6000 orang. Kami juga mengundang Menteri Perekonomian dan delegasi dari Google," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di acara konferensi pers di kantornya, Jl Ridwan Rais, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Mari mengharapkan PPKI dapat menjadi pencerahan bagi masalah substansial yang masih menghambat dunia industri kreatif di Indonesia.

"Pengembangan industri kreatif nasional masih memiliki kekurangan yang mendasar. Misalnya, pemahaman terhadap industri kreatif, maupun apresiasi kepada kreatifitas," katanya.

Acara yang berlangsung selama empat hari in akan diisi oleh seminar hingga gathering. Termasuk pula pengembangan dan pelatihan mengenai dunia industri kreatif.

Selama ini industri kreatif Indonesia memiliki sumbangan cukup signifikan bagi ekonomi negara. Pada tahun 2009, kontribusinya tercatat mencapai Rp 165,45 triliun atau 7,6% dari total PDB Indonesia. Sementara itu rata-rata pertumbuhan ekspor industri kreatif periode 2006-2009 sebesar 2,9%.

(nrs/hen)



Sumber berita...

5 Alasan Google+ Kalahkan Facebook

Jakarta - Google mungkin tidak memiliki jejak yang cukup bagus di dunia social media. Namun Google+, layanan baru di jejaring sosial, adalah upaya mereka yang paling ambisius untuk menumbangkan Facebook.

Bukan tidak mungkin, Facebook nantinya bakal terancam oleh sepak terjang Google+. Berikut 5 alasannya, dikutip detikINET dari DigitalTrends, Kamis (30/6/2011):

1. Google+ sederhana dan mudah dipakai

Beberapa pihak yang sudah mencoba versi beta Google+ secara umum memberi penilaian positif. Disebutkan bahwa Google+ mudah dinavigasi serta intuitif.

Impresi pada interface juga umumnya positif. Dari sisi fungsionalitas dan visual, Google sepertinya memulai langkah dengan tepat. Menu-menu di Google+ mudah dimengerti. "Ini bisa segera menjadi alternatif yang solid dari Facebook," tulis situs teknologi Mashable.


2. Google telah belajar dari Facebook

Jelas dalam pembuatan Google +, Google belajar banyak dari situs jejaring nomor satu saat ini, Facebook. Sebagai hasilnya, Google+ diluncurkan dengan desain simpel dan beberapa fiturnya mirip dengan Facebook.

Seluruh fitur di Facebook bertujuan untuk membuat penggunanya terus mengaksesnya. Google sepertinya menyadari hal ini sehingga mengimplementasikannya di Google+. Tidak cukup hanya memiliki fitur yang mirip dengan Facebook, ada pula berbagai tambahan fitur lain yang menarik dan tidak ada di Facebook.

3. Google+ memiliki beberapa layanan inti yang menarik

Secara umum, ada beberapa layanan inti di Google+ yaitu Profile+Circles, Stream+Sparks, Hangouts+Huddle, dan photos. Semuanya menyajikan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki pesaing seperti Facebook.

Misalnya Profile + Circles, di mana user dimudahkan dalam membagi grup teman secara mudah dan personal. Setelah dibagi dalam grup, user bisa berkomunikasi dengan anggota satu grup saja atau pada seluruh grup sekaligus. Kemudian, Stream+Sparks adalah versi news feed ala Facebook, namun lebih mudah difilter. Lalu fitur Hangouts+Huddle memungkinkan user melakuan video chat.
4. Google+ terintegrasi dengan berbagai layanan Google.

Di bidang foto Google+, Google mengintegrasikannya dengan layanan Picassa. Memang berbagai produk Google akan terintegrasi secara mendalam dalam Google+ dan akan terus bertambah di masa depan.

Dilaporkan, lebih dari 100 layanan Google yang berbeda telah ditweak atau dirilis untuk terintegrasi dengan baik di Google+, baik dalam tampilan visual maupun fungsionalitasnya. Jadi user bisa berharap, Gmail, Google Reader, Google Music ataupun Google Docs bisa dipakai di Goggle+.
5. Google tidak ingin kegagalan sebelumnya terulang

Google Wave, Google Buzz atau Google Health adalah layanan sosial dari Google yang gagal. Tentu saja raksasa internet ini belajar dari kegagalan tersebut sehingga Google+ tidak mengalami nasib yang sama. Jadi, segala upaya terbaik mereka dikerahkan untuk Google+ dalam menyaingi superioritas Facebook.




( fyk / ash )

Indonesia yang Aneh

KOMPAS.com - Dalam periode tahun 2010-2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus menugaskan Menteri Perindustrian MS Hidayat untuk mengejar target swasembada gula sebesar 5,7 juta ton. Secara tegas, tugas ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986.

Disebutkan, ”Kewenangan pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri berada di tangan Presiden yang pelaksanaannya diserahkan kepada Menteri Perindustrian”. Juga disebutkan, ”Pelaksanaan kewenangan pembinaan dan pengembangan industri tertentu diserahkan kepada menteri lainnya. Salah satunya: industri gula pasir dari tebu diserahkan kepada Menteri Pertanian”.

Jelas sekali tanggung jawabnya. Menperin mendorong dari sisi off farm kekuatan pabrik gula untuk meningkatkan produktivitas, sedangkan Mentan memperkuat dari sisi on farm ketersediaan tebu berkualitas sebagai bahan baku utama. Jangan diabaikan peran Menteri Kehutanan dalam penyediaan lahan untuk tebu, serta Menteri Perdagangan sebagai pengatur impor gula mentah ataupun rafinasi.

Implementasinya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat Anwar Asmali mengatakan, ”Gampang kalau pemerintah hanya ingin meraih dalam angka. Bangun saja pabrik gula rafinasi. Impor gula mentah sebagai bahan bakunya. Tapi, jangan harap petani tebu bisa sejahtera.”

Revitalisasi mutlak dilakukan. Bukan sekadar tambal sulam. Apalagi, sekadar membeli mesin produksi gula secara impor. Karena itulah, untuk mendorong gerakan industri secara luas, Kementerian Perindustrian tidak sekadar membantu pembiayaan pembelian mesin pabrik gula, tetapi juga memperkuat dengan menyuntikkan modal bagi industri barang modal.

Tahun 2011, Kementerian Perindustrian mengalokasikan keringanan pembiayaan Rp 187,16 miliar untuk total investasi baru Rp 831,83 miliar. Bantuan pembiayaan diberikan untuk menyelamatkan industri gula dan swasembada tahun 2014. Cukupkah kita berhenti hanya menggapai swasembada?

Tidak demikian. Ketua Forum Industri Pengguna Gula Rafinasi Franky Sibarani menjelaskan, di dunia internasional, gula hanya dibedakan atas gula mentah (raw sugar) dan gula rafinasi, sementara Indonesia membedakan gula rafinasi dan gula konsumsi. Industri gula yang masuk program revitalisasi semestinya didorong untuk menghasilkan gula konsumsi berkualitas, sebagaimana dipahami dunia internasional dengan kadar keputihan (incumsa) tertentu.

Misalnya, gula mentah diproses di industri gula rafinasi. Hanya gula yang dihasilkan dengan incumsa 100-200 yang bisa dipasarkan untuk dikonsumsi, sementara incumsa 45 bisa disalurkan ke industri pengguna gula rafinasi.

Kalau hanya mampu menghasilkan gula kecokelatan, hasil produksi gula seharusnya tidak dipasarkan. Gula tidak hanya untuk memberikan rasa manis, tetapi juga higienis. Anehnya, di Indonesia, gula masih kecokelatan sudah dilegalkan untuk dipasarkan. Padahal, konsumen kini kian cerdas. (Stefanus Osa)

"Menyulap" Limbah Kayu Jadi Kapal Layar

Rata PenuhJAKARTA, KOMPAS.com - Dengan memanfaatkan limbah usaha mebel kayu jati, Purwanto membuat kerajinan kayu berupa minatur rumah adat dan kapal layar. Kreasinya itu tergugah setelah melihat limbah-limbah kayu jati di Ibukota.

"Tergugah melihat itu limbah-limbah (kayu jati). Sayang kalau cuma (dipakai) untuk kayu bakar," ungkap Purwanto kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (3/6/2011) lalu.

Dengan kayu bekas ini, modal usaha yang dibutuhkan Purwanto pun tidak terlalu besar. Kayu yang diperolehnya seharga kayu bakar. Sekali pun harus memilah kayu-kayu yang layak dipakai, ia tetap berusaha mengoptimalkan penggunaan kayu bekas yang diperolehnya. Mengolah kayu menjadi sebuah kerajinan sebenarnya telah dimulai Purwanto dengan membuat gitar. Akan tetapi, sejak enam bulan lalu, ia beralih ke pembuatan kerajinan kayu lainnya, seperti rumah mini dan kapal layar. Peralihan ini karena bahan baku membuat gitar yang semakin mahal. Meski sudah mahir membuat gitar, ia mengaku tetap membutuhkan sejumlah percobaan dalam membuat miniatur ini.

"Risiko untuk pengrajin. Kita butuh waktu untuk design, banyak melihat gambar. Jadi, tidak sekali buat langsung sempurna," ujarnya.

Awalnya, ia memulai membuat gantungan kunci, yang dilanjutkan dengan membuat kapal layar dan miniatur rumah adat. Saat ini, ia menyebutkan, pesanan belum terlalu banyak. Dalam seminggu, ia pun dapat membuat tiga miniatur kapal layar.

"Kalau pengerjaan satu kapal, bisa empat hari. Cuma kalau sekali pengerjaan, misalnya, membuat lima kapal, maka satu kapal bisa memakan waktu dua hari," tambahnya.

Purwanto mengaku masih mengerjakan semuanya sendiri dengan dibantu oleh beberapa pekerja. Hal positifnya lainnya yang ia lakukan dengan usahanya ini, ia memberdayakan anak-anak yang saat ini masih bersekolah.

"Kebanyakan masih sekolah. Pulang sekolah, saya ajarin," ungkapnya.

Untuk usaha ini, ia belum berani mempekerjakan pekerja tetap karena pesanan yang belum berlanjut. "Makanya, saya pingin Madiun punya ciri khas. Kalau makanan kan sudah ada, tapi untuk kerajinan belum," sebutnya.

Ia melihat potensi Madiun untuk mengembangkan usaha kerajinan, karena tersedianya bahan baku kayu jati yang masih banyak. Mengenai biaya untuk membuat satu miniatur kapal layar berukuran satu meter, ia menyebutkan bisa mencapai sekitar Rp60.000-Rp70.000. Kapal dengan ukuran itu dapat dijualnya dengan harga Rp350.000-Rp500.000 per buahnya.

"Yang penting limbah kayu, tidak musti kayu jati," tuturnya.

Purwanto belum bisa menyebutkan berapa omzet yang diperoleh dengan alasan pembelian yang belum kontinu. "Sekarang ini, saya menganggapnya perkenalan dululah," jelasnya.

Ia berharap dapat mengikuti sejumlah pameran untuk memasarkan produknya. Hal yang penting dengan usahanya ini, ia bisa mengoptimalkan limbah-limbah kayu dan mengajari sejumlah siswa untuk membuat kerajinan, yang diharapkannya akan menjadi kerajinan khas Madiun kelak.

Dugaan Pemalsuannya Harus Diungkap

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Kejanggalan dari fakta yang ditemukan hingga muncul dugaan surat sakit milik oknum sipir Ekat Rariu Apriono dan Randy Kurnia serta dua teman mereka, Noor Edy Maulana dan Dewi Ariani, merupakan surat yang tidak sah, tak bisa dibiarkan begitu saja.

Proses hukum harus dilakukan untuk bisa menguak kebenaran surat sakit dari RS Wava Husada Malang dan RS Jiwa Radjiman Widiodiningrat Lawang, yang membuat keempatnya dihukum majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Tanjung, cuma 8 bulan penjara dalam kasus sabu.

Pernyataan agar ada pengungkapan dugaan pemalsuan dokumen sebagai kasus baru ini, disampaikan anggota DPRD Tabalong, Murjani, yang dimintai komentarnya melalui telepon.

"Mestinya ada yang gugat persoalan dugaan pemalsuannya," ujar anggota dewan yang masuk di Komisi I bidang Pemerintahan, Hukum dan Kesra DPRD Tabalong.(Dony Usman)

Kemacetan Jakarta Datangkan Investor

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemacetan di Jakarta sudah semakin meresahkan. Bukan hanya akibat minimnya angkutan umum, tetapi kemacetan juga bisa disebabkan, antara lain, perbaikan jalan, kendaraan yang mogok atau seenaknya parkir, tetapi terkadang disebabkan oleh kesigapan petugas lalu lintas dalam mempersiapkan atau mensterilisasi lintasan untuk pejabat yang akan melintas di jalan protokol.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengatasinya dengan mengatur ulang sistem transportasi publik. Hal inilah yang menarik investasi di bidang transportasi. Sesungguhnya, bagaimana minat investor terhadap pembangunan angkutan umum di Ibu Kota?

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, minat investor terhadap infrastruktur transportasi sangat tinggi. Tentu, perlu beberapa penyikapan fiskal dan non-fiskal. Investornya banyak sekali, tetapi mereka baru mau masuk ke Indonesia dengan keyakinan tidak akan dirugikan oleh pemerintah.

"Saya rasa masalah infrastruktur Ibu Kota harus diperhatikan secara khusus. Penyikapan fiskal sangat bergantung skalanya. Kalau skala besar, kita bersedia selama secara obyektif untuk memperbaiki situasi yang mungkin kurang disukai masyarakat luas," kata Gita di Jakarta, Rabu (29/6/2011), ketika dimintai tanggapannya tentang kemacetan Ibu Kota yang semakin parah akibat minimnya transportasi publik.

Gita mencontohkan secara konkret pembangunan monorel. Sejak awal minat investasi itu mengandung keinginan dari pihak investor untuk memperoleh jaminan pemerintah. Jaminan itu didasarkan pada jumlah penumpang yang diangkut. Kalau jumlahnya berada di bawah threshold, investor menginginkan adanya jaminan agar investasinya kelak bisa mengembalikan modal dan meraih keuntungan dalam jangka waktu tertentu.

"Waktu permintaan jaminan itu, pemerintah belum siap mengambil sikap untuk memberikan jaminan fiskal. Sekarang kita harus menimbang, apakah ini perlu dilakukan untuk kepentingan kita mengendalikan traffic dibandingkan dengan kepentingan kita untuk tidak atau mau memberikan jaminan pemerintah," kata Gita.

Hal ini dipandang Gita sebagai keharusan untuk disikapi secara cermat. Secara pribadi, Kepala BKPM melihat kondisi infrastruktur saat ini pemerintah memang harus benar-benar cermat mengambil sikap. Dalam arti, mengambil sikap fiskal dan non-fiskal. Untuk sikap non-fiskal tentunya dari sisi perizinan untuk bisa meningkatkan efisiensi.

Cadangan Devisa Tembus 115 Miliar Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.comGubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, jumlah cadangan devisa yang mencapai 115,8 miliar dollar AS pada 6 Mei 2011 merupakan jumlah yang sangat memadai menghadapi spekulasi dan risiko capital outflows. "Jadi, secara keseluruhan ekonomi kita fondasinya sehat dan kuat," kata Darmin saat membuka pameran perbankan Indonesia 2011 di Jakarta, Rabu.

Darmin mengatakan, meski ada keterlambatan di bidang infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun semakin membaik dibandingkan dengan saat krisis tahun 2008.

Pertumbuhan ekonomi sejak 2010 sudah semakin seimbang sumber-sumbernya dengan meningkatnya ekspor dan investasi. "Pada 2010-2011 terlihat jelas pertumbuhan makin melampaui 6,5 persen dan tidak hanya dari konsumsi, tetapi juga investasi dan ekspor. Itu pilar utama dari pertumbuhan ekonomi, kalau seimbang ekonomi semakin sehat," katanya.

Namun, menurut dia, struktur perekonomian masih perlu diperbaiki, terutama dengan mendorong produksi barang-barang modal yang, jika tidak dilakukan, bisa mengakibatkan impor tumbuh lebih cepat dari ekspor. "Jika impor lebih tinggi, surplus neraca pembayaran dan transaksi berjalan akan semakin berkurang," katanya.

Waspadai Arus Balik Modal Asing

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia perlu mewaspadai arus balik modal asing (reversed capital inflow) pasca berakhirnya kebijakan uang longgar (quantitave easing-QE) yang diterapkan Bank Sentral Amerika Serikat.

"Bank sentral Indonesia perlu menyiapkan cadangan devisa sebagai antisipasi untuk meredam gejolak pasar uang jika tiba-tiba terjadi penarikan portofolio asing," ujar Ekonom Merril Lynch Chua Hak Bin dalam perbincangan dengan Kompas, Selasa (28/6/2011).

The Fed, Bank Sentral AS, mulai menerapkan QE tahun lalu dengan tujuan mempercepat pemulihan ekonomi negara Paman Sam yang ambruk akibat krisis finansial 2008. Pada prinsipnya QE dilakukan dengan seolah-olah ada penambahan uang milik bank sentral. Uang maya tersebut kemudian bergerak ke perbankan dan pasar modal melalui pembelian aset berupa saham, obligasi korporat, maupun obligasi pemerintah.

Langkah bank-bank sentral melakukan QE ini tidak terlalu bermasalah selagi pelaku pasar dan pengguna uang pemerintah tersebut masih mempercayainya. Masalahnya adalah ketika hal ini semakin sering dilakukan - maka nilai mata uang dari negara tersebut akan terus tergerus dengan cepat dan merugikan siapapun yang memegangnya.

Hak Bin mengatakan negara-negara emerging market di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand menikmati derasnya masuknya modal asing yang luar biasa dalam dua tahun terakhir. "Laju capital inflow mencapai empat kali lipat dibandingkan sebelum masa krisis, Ini mengkhawatirkan. Kepemilikan asing atas surat berharga negara milik pemerintah Indonesia sudah mencapai 30,6 persen," kata Hak Bin.

Posisi cadangan devisa Indonesia yang mencapai 100 miliar dollar AS dinilai cukup kuat untuk mengatasi goncangan. Cadangan itu diperlukan untuk menopang rupiah agar tidak jatuh terlalu dalam jika terjadi arus modal keluar dalam jumlah besar.

PIP Kucurkan Kredit Murah untuk Daerah


SURAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan, yang diwakili Pusat Investasi Pemerintah atau PIP menandatangani perjanjian pinjaman dengan Pemerintah Kota Surakarta sebesar Rp 40 miliar untuk mendanai proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kota Surakarta yang sempat terhenti sekitar enam bulan.

Pinjaman yang diberi suku bunga murah dibawah suku bunga pinjaman komersial perbankan nasional ini diharapkan akan mencegah terhentinya kembali proyek RSUD yang nantinya akan menjadi pusat layanan kesehatan masyarakat miskin di Kota Surakarta.

"Dibandingkan dengan suku bunga pinjaman bank yang ada di level 13 persen, pinjaman dari PIP ini jauh lebih murah, karena setara SBI (sertifikat Bank Indonesia) lebih, atau sekitar 8-8,5 persen per tahun," ujar Walikota Surakarta, Joko Widodo di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (27/6/2011).

Penandatanganan perjanjian ini dilakukan oleh Kepala PIP Soritaon Siregar dan Walikota Surakarta Joko Widodo. Dalam perjanjian ini ditetapkan bahwa pinjaman harus dilunasi pemerintah kota Surakarta dalam jangka waktu maksimal empat tahun, atau hingga akhir masa j abatan Joko Widodo.

Menurut Joko, pinjaman ini akan diangsur dengan jaminan APBD, yakni sekitar Rp 12 miliar per tahun. Angsuran sebesar itu tidak akan membebani APBD Kota Surakarta karena aliran kas yang setiap tahunnya masuk ke anggaran daerah bisa mencapai 30 kali lebih besar dari Rp 12 miliar, sehingga PIP dapat diyakinkan bahwa pinjaman itu bisa dikembalikan tepat waktu. "Pendekatan dengan DPRD sendiri tidak akan ada masalah, karena saya yakin, pinjaman ini dilakukan untuk tujuan positif," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala PIP Soritaon Siregar mengatakan, perjanjian pinjaman ini akan menjadi terobosan bagi pemerintah Kota Surakarta dalam membiayai proyek RSUD. PIP sendiri tidak kesulitan untuk memutuskan pemberian pinjaman kepada Kota Surakarta karena kota ini telah mendapatkan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau hasil audit terbaik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Atas prestasi itu, maka kesehatan keuangan pemerintah Kota Surakarta sudah ada jaminannya," tuturnya.

Menurut Soritaon, dibandingkan dengan pendanaan proyek yang berasal dari hibah atau dana Tugas Pembantuan dari Kementerian Kesehatan, maka proyek RSUD Kota Surakarta diperkirakan baru akan selesai tujuh tahun. Itu disebabk an dalam setahun, anggaran yang dapat dicairkan maksimal hanya Rp 7 miliar. "Sekarang Walikota ingin proyek ini selesai dalam setahun kurang, itu butuh pengawasan semua pihak. Jangan sampai pada Maret 2012, rumah sakit ini tidak juga selesai," ujarnya.

Sebelum ini , PIP juga telah mencairkan dana pinjaman serupa pada berbagai proyek RSUD, termasuk di Kendari, Sulawesi Tenggara. PIP juga menjadi juru negosiasi dan pembayar saham divestasi Newmont Nusa Tenggara (NNT) sebanyak tujuh persen dengan nilai Rp 246,8 juta

Ekonomi AS Belum Pulih, Indonesia Untung

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar uang Indonesia diuntungkan perpanjangan paket stimulus AS hingga Oktober 2011 yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS masih belum mengalami perbaikan.

"Pertumbuhan ekonomi AS yang merosot dari 3,2 persen menjadi 2,7 persen memberikan gambaran bahwa ekonomi global masih dilanda ketidakpastian," kata pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Senin (27/6/2011).

Farial yang juga Direktur Currency Management Group, mengatakan, kondisi ini sebenarnya sangat menguntungkan bagi kawasan Asia, khususnya Indonesia, karena investor asing akan kembali menempatkan dananya di kawasan ini. "Pelaku asing masih belum melihat peluang untuk masuk ke pasar AS maupun Eropa yang masih menerapkan tingkat suku bunga rendah," ucapnya.

Penjualan perumahan yang mengalami kemerosotan, menurut dia, juga merupakan salah satu faktor yang menunjukkan ekonomi AS memang jauh dari harapan. "Bahkan sejumlah perusahaan AS banyak mengalami kerugian," ujarnya.

Meski pelaku pasar asing cenderung memegang dollar ketimbang rupiah yang merosot melewati angka Rp 8.600 per dollar, namun menurut Farial, tekanan pasar hanya sementara karena fundamental ekonomi Indonesia makin bagus.

Peluang investor asing kembali masuk ke pasar domestik, lanjut dia, sebenarnya cukup besar dan akan mendorong rupiah kembali menguat. "Jadi tidak perlu dikhawatirkan bahwa rupiah maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terus tertekan bahkan kembali bergerak naik dengan masuknya pelaku asing ke pasar domestik," ujarnya.

Sumber...

Indonesia Halal Expo Dipenuhi Warga Jakarta

BANJARMASINPOST.co.id, JAKARTA - Indonesia Halal Expo (Indhex) 2011 yang digelar di Gedung Smesco Jakarta pada 24-26 Juni oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dipenuhi warga Jakarta.

"Saya ke sini ingin melihat-lihat pameran makanan halal, kalau ada yang menarik untuk kebutuhan sehari-hari saya beli," kata Ibu Santi yang datang bersama dua anaknya dan sedang memilih makanan beku cepat saji di sebuah gerai pameran di Jakarta, Sabtu (25/6/2011).

Warga lainnya selain tampak sedang melihat-lihat berbagai gerai dan membeli produk, juga tampak memenuhi puluhan kursi pada "Talkshow" berjudul "Cantik, Sehat dan Bugar dengan Produk Halal", acara lomba kreasi menghias kue dan coklat, fashion show, hiburan musik dan nasyid serta demo masak.

Indonesia Halal Expo (Indhex) 2011 menampilkan 130 gerai yang ditempati oleh 113 peserta, yakni 60 perusahaan, 36 Usaha Kecil Menengah (UKM), tiga lembaga pendidikan, dan sisanya lembaga penelitian, dan media massa.

Selain itu empat perusahaan asing, yakni Al Alim Biotech China, Tian Yuan China, Allanasons Lt India, Western Australia Halal Authoriy, juga menjadi peserta pameran tersebut.

Bidang usaha dari peserta pameran tampak cukup beragam, mulai dari makanan dan minuman olahan, suplemen kesehatan, kerajinan, hingga bahan baku industri makanan dan minuman.

Selain pameran, Indhex 2011 juga dimeriahkan dengan berbagai acara seperti seminar dan konsultasi halal untuk UKM, Menghias Kue Halal, Lomba Jingle "Halal is My Life", peragaan busana, demo kecantikan, aneka game dan hiburan untuk anak-anak.

Indhex 2011 juga akan dimeriahkan dengan pemberian "award" kepada empat perusahaan nasional dan multinasional yang berkomitmen kuat dalam melakukan sertifikasi halal yakni PT Indofood, PT Nestle Indonesia, Kievit International, dan Takasago Ltd.

Penghargaan juga akan diberikan kepada pemerintah kota Bogor sebagai kota halal dan juga kepada empat tokoh yang berkontribusi besar dalam meletakkan dasar pembangunan sertifikasi halal di Indonesia, yakni KH Hasan Basri, Prof. KH Ibrahim Hosen, LML, Dr. Ir. HM Amin Azis, MSc., dan Ibu Prof. Dr. Aisjah Girindra.

Masih dalam rangkaian Indhex, digelar juga pelatihan Internasional untuk para auditor dari lembaga halal luar negeri, di Bogor pada 16- 22 Juni 2011 dan diikuti 38 peserta dari 27 lembaga dari 18 negara serta pelatihan internasional tentang sistem jaminan halal di Jakarta pada 23-24 Juni yang diikuti 60 peserta dari 15 negara.

Petani Ikan Harus Tingkatkan Pengetahuan

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Pemerintah Kabupaten Tabalong terus mengupayaan peningkatan pengetahuan para petani ikan agar mencapai target swasembada ikan pada 2014.

Di Tabalong saat ini terdata ada 1.312 orang petani ikan yang masuk dalam 106 kelompok tani.

Petani ikan ini terbagi lagi sebanyak 411 orang petani kolam, 575 orang petani keramba, 205 orang di sawah dan pembenihan 121 orang.

"Terbanyak di daerah selatan Tabalong, tepatnya di Kecamatan Kelua dan Banua Lawas. Sedangkan petani ikan yang di sawah ada di Kecamatan Jaro," ujar Kasi Budidaya Ikan Distanakan Tabalong, Rahmani.

Karena banyaknya petani ikan yang ada maka berbagai pelatihan untuk bisa meningkatkan pengetahuan para petani rutin digelar.

SBY: Waspadai Lingkungan Sekitar


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika membuka acara Peringatan Hari Antinarkoba Internasional di Monas, Jakarta, Minggu (26/5/2011), menginstruksikan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparat penegak hukum untuk meningkatkan intensitas pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba di Tanah Air.

Presiden juga menginstruksikan peningkatan kerja sama regional dan internasional yang lebih efektif dalam menumpas jaringan sindikat pengedar narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia.

Presiden juga menginstruksikan peningkatan kerja sama regional dan internasional yang lebih efektif dalam menumpas jaringan sindikat pengedar narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia.

"Kejahatan narkoba ini terbukti merusak generasi bangsa, merusak karakter manusia, merusak fisik dan kesehatan masyarakat kita. Dalam jangka panjang, ini mengganggu daya saing dan kemajuan bangsa kita," kata Presiden.

Turut hadir pada acara tersebut Wakil Presiden Boediono, Kepala BNN Komjen Gories Mere, dan jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu II.

Tak hanya itu, Presiden juga menginstruksikan penegak hukum lebih aktif dalam membongkar dan mengadili pelaku kejahatan yang berkaitan dengan narkoba. Para penjahat narkoba itu diminta diberikan sanksi berat.

Kepala Negara mengingatkan, peran masyarakat, pendidik, dan tokoh agama serta masyarakat dalam pemberantasan narkoba sangat penting. Mereka diminta meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing.

"Tidak boleh terjadi ada sebuah rumah yang dijadikan tempat untuk memproduksi narkoba, tetapi para tetangganya tidak tahu," kata Presiden.

Pemerintah, kata Presiden, terus mengalokasikan sumber daya dan anggaran yang lebih besar terkait pemberantasan narkoba. Presiden mengajak dunia usaha bersama pemerintah meningkatkan kapasitas pusat-pusat rehabilitasi korban narkoba.

Bagaimana Menuju Kebebasan Finansial?


KOMPAS.com - Siapa yang tidak pernah mendengar tentang kebebasan keuangan? Tentu anda semua pasti sudah sering mendengar istilah tersebut. Dan kebanyakan orang yang bekerja pasti mengidam-idamkan agar bisa mencapai kebebasan keuangan. Tapi apakah yang benar-benar dimaksud dengan kebebasan keuangan?

Kebebasan keuangan adalah dimana seseorangan mencapai saving cukup banyak dan relatif aman, dan hasilnya mencukupi kebutuhan-nya untuk hidup dengan gaya hidup yang diinginkan. Kebebasan finansial juga dapat dapat didefinisikan sebagai fase ketika kita berada dalam ketenangan dan pilihan untuk tidak bekerja lagi demi uang, karena uanglah yang bekerja untuk kita (passive income). Yang dimaksud dengan passive income disini adalah uang yang masuk tanpa harus kita bekerja.

Saving bisa dicapai dengan berbagai cara, misalnya dengan tabungan, deposito, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yakni diatas nilai inflasi maka saving wajib di kombinasikan denganinvesting seperti pada reksa dana, saham, properti, dll.

Adapun pendapatan yang didapat dari active income adalah penghasilan yang didapat karena bekerja lalu dibayar atau mendapat upah dan kalau tidak bekerja tidak akan mendapatkan penghasilan. Sekedar catatan kalau kita bekerja sebagai karyawan umumnya kenaikan gaji (income) yang didapat berada dibawah tingkat inflasi, sehingga daya beli menjadi menurun sejalan dengan bertambahnya waktu. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka alangkah bijaknya jika kita memiliki orientasi pertumbuhan aset dalam bekerja.

Jika tidak maka kita berpotensi untuk bekerja secara terus menerus, berikut perbedaan orientasi bekerja adalah:
1. Bekerja => active income output => lifetime work;
2. Bekerja => asset => passive income output => financial freedom.

Agar fase kebebasan keuangan tercapai, tentu harus dilakukan aktifitas saving & investing, yakni:
a. Saving & investing = Consumption Ini adalah kondisi ideal dimana tabungan & investasi berada dalam jumlah yang seimbang dengan pengeluaran, artinya income yang diterima hanya 50 persen yang digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya untuk tabungan dan investasi. Biasanya pola ini cocok untuk anak muda yang belum menikah dimana kewajiban (liability) / utang belum ada. Untuk mencapainya memang kita harus bekerja dengan cerdas, bagaimana uang kita dapat bekerja keras untuk kita dan menghasilkan passive income.

b. Saving & investing = Consumption - Debt
Pada pola ini tabungan dan investasi lebih sedikit dikarenakan adanya kewajiban utang (debt), pada kondisi ini memang dibawah ideal namun masih wajar. Biasanya tahap ini terjadi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Perkembangan zaman dan industri keuangan, mendorong tumbuhnya instrumen utang, hal ini menyebabkan pemakaian dan upaya untuk mendapatkan utangpun menjadi lebih mudah. Sekarang semakin banyak ditemukan konsumsi berbasis utang (kartu kredit, KTA atau kredit tanpa agunan dan lain-lain).

Karena itu, hanya menjaga keseimbangan antara saving, invesment & consumption saja tidak cukup, tetapi harus ditambah dengan menyiasati agar kita bisa terbebas dari utang. Utang adalah pembunuh kebebasan primer. Ingin kebebasan finansial? Hal pertama yang harus anda lakukan adalah keluar dari utang. Itu adalah prioritas nomor satu.

c. Saving & investing = Consumption - Debt + Protection
Pola ini merupakan yang paling bijak bagi mereka yang telah berkeluarga dan memiliki anak, meskipun tabungan dan investasi tidak sebesar tahap sebelumnya namun penyebabnya adalah alokasi dana untuk proteksi (manajemen resiko) biasanya dalam bentuk premi asuransi.

Sejalan dengan berkembanganya industri asuransi dan peningkatan dana pendidikan tentu juga mempengaruhi kebebasan finansial. Karena kita harus memenuhi unsur proteksi untuk diri sendiri maupun keluarga dalam bentuk asuransi maupun investasi dana pendidikan.

Ada beberapa tahap sebelum mencapai kebebasan finansial (financial freedom), yakni:
1. Financial Protection yaitu suatu kondisi keuangan dimana kita mempunyai cukup uang untuk memenuhi pengeluaran bulanan minimum, untuk 2 bulan sampai 24 bulan tanpa harus bekerja.
2. Financial Security yaitu suatu kondisi keuangan dimana kita mempunyai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya dapat mencukupi kebutuhan diatas minimum tanpa harus bekerja lagi, kecuali bila kita memilih untuk bekerja.
3. Financial Vitality yaitu suatu kondisi keuangan dimana kita mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan pada tingkat Financial Security (di atas minimum) melainkan juga bisa mencukupi kebutuhan sekunder tanpa harus bekerja, kecuali bila kita memilih untuk bekerja.
4. Financial Independence yaitu suatu kondisi keuangan dimana kita mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya mencukupi kebutuhan kita untuk hidup persis dengan gaya hidup kita yang sekarang. Dengan kata lain kita bebas tidak bekerja.
5. Financial Freedom yaitu suatu kondisi keuangan dimana kita mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya mencukupi kebutuhan kita untuk hidup dengan gaya hidup yang kita inginkan (lebih baik dari gaya hidup sekarang).

Sudah sampai tahap manakah anda?

Faktor penting lainnya dalam mencapai kebebasan finansial untuk anda adalah sangat ditentukan oleh gaya hidup anda saat ini, esok dan masa depan. Sebagian orang lebih suka hidup sederhana, dan akan selalu ingin hidup seperti itu, maka tipe seperti ini akan mencapai tingkat kebebasan keuangan lebih cepat dari pada mereka yang memiliki pola hidup mewah. Pada akhirnya, kebebasan finansial adalah tentang kontrol pengeluaran terhadap diri kita sendiri. Kebebasan finansial adalah sebuah pilihan bukan kebetulan. (Prilla Kinanti/Associate Financial Planner, TGRM Financial Planning Services)

Ditemukan, Suku Terasing di Amazon

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Sekelompok suku terasing ditemukan di kedalaman hutan Amazon, Brasil. Posisi mereka diketahui dari pengamatan udara.

"Suku itu belum pernah melakukan kontak dengan dunia luar. Selain itu, pemerintah Brasil pun melarang masyarakat umum "menyentuh" suku-suku terasing karena kekhawatiran mereka membawa penyakit."
Suku itu terdiri dari sekitar 200 orang dan perkampungan mereka terletak di Lembah Javari, dekat dengan perbatasan Peru, demikian dikatakan Fabricio Arnorim dari National Indian Foundation (Funai).

Dari pengamatan di udara ditemukan empat desa luas dengan beberapa gubuk dan kebun jagung dan pisang, kata Funai.

"Kebun, juga gubuknya, terlihat baru, paling lama sekitar setahun," ujar Arnorim.

Umur gubuk dilihat dari jerami yang digunakan dan tanaman jagungnya. Selain jagung, ada pohon pisang dan sejumlah tanaman rambat, seperti kacang.

Suku itu belum pernah melakukan kontak dengan dunia luar. Selain itu, pemerintah Brasil pun melarang masyarakat umum "menyentuh" suku-suku terasing karena kekhawatiran mereka membawa penyakit.

Wilayah Lembah Javari kini terancam pembalakan, pemancingan, dan pencarian emas liar. Juga oleh pelaku perdagangan narkoba yang beroperasi di wilayah itu.

Menurut Arnorim, suku itu kemungkinan bagian masyarakat berbahasa Pano. Pihak Funai sendiri belum melakukan kontak dengan suku itu.

Lembah Javari dianggap memiliki "konstentrasi terpadat suku terasing di Amazon dan dunia". Kawasan itu diperkirakan menjadi rumah bagi sekitar 2.000 orang dari setidaknya 14 suku terasing.

16.000 Pegawai Pajak Wajib Lapor Kekayaan

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan Keputusan Kementerian Keuangan (KMK) Nomor 38 Tahun 2011, jumlah pegawai Pajak yang wajib menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) menjadi 16.000 orang. Sebelumnya, pegawai yang wajib menyerahkan laporan ini hanya mencapai 4.866 orang.

Dengan penambahan ini, jumlah pegawai pajak yang wajib menyerahkan LHKPN mencapai setengah dari jumlah pegawai pajak yang sebanyak 32.000 orang. "Tahun 2006 dengan KMK Nomor 996 Tahun 2006, (penyelenggara negara yang wajib menyerahkan LHKPN) meliputi Eselon I, Eselon II, Kepala KPP (Kantor Pelayanan Pajak), Fungsional Pemeriksa Pajak, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Bendaharawan. Nah, kemudian, tahun 2011 dengan KMK Nomor 38 Tahun 2011, kita jadi bertambah yang wajib menyerahkan LHKPN," ungkap Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan NE Fatimah, di Jakarta, Jumat (24/6/2011).

Berdasarkan KMK terbaru ini, pejabat Eselon III dan IV, fungsional penilai PBB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa (PBJ), Juru Sita Pajak, Account Representative, dan Penelaah Keberatan, termasuk para pegawai pajak yang wajib menyerahkan LHKPN.

Penambahan ini, ia mengungkapkan, sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat. Mengingat institusi ini pernah terlibat dalam kasus perpajakan sehingga mencoreng nama baiknya di masyarakat. "Penambahan ini untuk menjadikan pegawai pajak lebih baik dan transparan supaya masyarakat tahu kita akan menjadi lebih baik," sebutnya.

Penyerahan LHKPN, yang merupakan laporan yang harus diserahkan saat pegawai menambah aset pribadi ataupun perpindahan jabatan, ini sendiri telah dimulai sejak 16 Juni 2011 melalui fasilitas drop box. Dan, akan mencapai batas waktu pada Sabtu (25/6/2011) besok. Namun, penyerahan esok hari tidak lagi dapat melalui fasilitas drop box, tetapi pegawai harus mengantarkan laporan langsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Setelah menyerahkan LHKPN, pegawai pajak selaku penyelenggara negara wajib merekam tanda terima penyampaian dari KPK ke menu yang ada di Sistem Informasi Keuangan Kepegawaian dan Aktiva (SIKKA) masing-masing pegawai.

Sekilas siapa Hamran Ambrie dalam sejarah Kalimantan Selatan

HAMRAN AMBRIE
Kliping Harian Banjarmasin Post, Senin, 2 Februari 1981


”Nostalgia 35 Tahun Lalu : TROMPET RAKYAT Surat Kabar Perjuangan.

scan0003.jpgOleh : Anggraini Antemas

Sudah banyak ditulis orang tentang sejarah dan pertumbuhan pers di Kalimantan Selatan ini. Baik yang mengenai pertumbuhan pers sebelum perang/jaman Hindia Belanda itu diturunkan oleh rekan kami H. Hadhariah M.H Arsyad Manan (alm), Mustafa (alm) Artum Arta dll, maupun per republikein sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Hal itu cukup menarik perhatian untuk dicatat sebagai dokumentasi sejarah perjuangan, bahwa pers daerah pun punya andil dalam pembangunan Negara dan Bangsa yang kita cintai ini.

Namun sebegitu jauh, orang tidak banyak mengetahui tentang bagaimana tunas-tunas pers nasional itu bertumbuh di Amuntai, ibukota Kebupaten Hulu Sungai Utara yang justru awal hidupnya. Mempertahankan Negara Republik Indonesia yang baru diproklamirkan masa itu.

Sekali-sekali orang pernah terbaca tentang adanya surat kabar Republikeins yang pernah terbit di tahun-tahun revolusi fisik di kota Amuntai, yaitu surat kabar “Trompet Rakyat” di bawah pimpinan redaksi Hamran Ambrie dan Yusni Amtemas. Bahkan disebut-sebut itulah “trio Koran” yang paling berani jaman itu di Kalimantan Selatan, yang menghantam kebobrokan penjajahan Nica/Belanda, yaitu majalah “Republik” (lahir 17 Agustus 1946) di bawah pimpinan Zafry Zamzam di Kandangan, harian “Kalimantan Berjuang” (lahir tanggalnya terlupakan) di bawah pimpinan Haspan Hadna di Kandangan, dan harian “Trompet Rakyat” (lahir 2 Desember 1946) di bawah pimpinan Hamran Ambrie dan Yusni Amtemas di Amuntai.

Sampai dimana kebenaran nilai perkataan itu, biarlah tak perlu ditulis oleh karena ia menyangkut diri penulis ini sendiri. Tapi yang jelas, apabila di saat itu ada wartawan atau mass media yang berani mengecam/ mengkritik politik penjajahan Belanda, maka tantangannya ialah rumah penjara atau siksaan militer Belanda. Dan ternyata menjadi bukti, bahwa wartawan-wartawan dari ketiga media tersebut seperti Zafry Zamzam, Haspan Dadna, Hamran Ambrie dan Yusni Antemas, adalah tercatat sebagai”zwaarte journalist” (wartawan hitam) yang hidupnya keluar masuk tahanan Belanda dan selama 3 tahun itu menjadi langganan penjara dan tawanan penjajah. Ditangkap dan ditahan karena tulisannya yang dianggap membahayakan bagi pemerintah colonial masa itu.

Maka dalam hubungan inilah, kita coba mengungkapkan sedikit catatan usang dari suatu daerah kecil yang tak ada artinya dari sudut kawasan Kalimantan Selatan yang luas ini, yaitu kota Amuntai, dimana dulu pernah diterbitkan harian Republikein”Trompet Rakyat” yang pernah menghebohkan militer Belanda, di saat-saat serius dan berbahaya itu.

LAHIRNYA “TROMPET RAKYAT”

Baru setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, di kota Amuntai pada tahun 1946 itu diterbitkan harian “Trompet Rakyat” dan bulanan “Menara Indonesia”, keduanya dipimpin oleh wartawan-wartawan Hamran Ambrie dan Yusni Amtemas.

Kedua mass media ini hanya dicetak stensilan, merupakan trompet perjuangan Republikein dari gerakan rahasia bersenjata “Gerpindom” (Gerakan Pengejar/ Pembela Indonesia Merdeka), yang secara diam-diam beroperasi di daerah ini sejak tahun 1945. Di halaman depan surat kabar ini secara tandas terpasang motto: “Berhaluan Mempertahankan Republik Indonesia”, dengan penjara pojoknya yang terkenal “Abang Betel”.

Harian “Trompet Rakyat” nomor pertamanya diterbitkan pada hari senin 2 Desember 1946, tepat disaat-saat sedang hangatnya separatisme Belanda mempersiapkan konperensi Denpasar. Lima hari setelah penerbitan tersebut, meletuslah aksi Belanda di Makasar yang terkenal dengan nama “7 Desember Divisie” atau peristiwa korban 40.000 jiwa oleh Westerling.

Belanda melakukan operasi pembersihan dimana-mana termasuk di Kalimantan Selatan. Bayangkan oleh anda, disaat demikianlah 3 surat kabar paling berani memberitakan dan mengecam kekejaman Belanda waktu itu, ialah “Republik”, “Kalimantan Berjuang” dan “Trompet Rakyat”.

Ketiganya terbit di hulu sungai, padahal waktu itu di Banjarmasin juga sudah ada diterbitkan surat kabar lain, tapi suaranya adalah mineur memihak penjajah. Tak ada yang berani berkutik memihak Republik, apalagi yang berani tegas-tegas mencantumkan motto di bawah kop surat kabarnya “Berhaluan mempertahankan Republik Indonesia”.

Surat kabar “Trompet Rakyat” kemudian disusul oleh kelahiran adik kandungnya, majalah tengah bulanan “Menara Indonesia” yang juga diasuh oleh tenaga yang sama.

Pada mulanya tidak ada dijual eceran, kecuali hanya untuk para langganan. Tetapi karena banyaknya permintaan, akhirnya eceran juga diterbitkan, sehingga wktu itu pasaran Koran di Banjarmasin berhasil direbut oleh “Trompet Rakyat” dengan harga dua kali lipat. Agen penjual ecerannya di Banjarmasin ialah sdr. Muhammad Ys, yang sekarang masih segar bugar di sungai jingah, siapa juga di tahun 1946 itu pernah mendapat peringatan keras dari pihak kekuasaan Belanda, karena aktivitasnya menjadi agen surat-surat kabar Republikein.


Kedua mass media ini diterbitkan di daerah kekuasaan/ pendudukan Belanda. Namun setiap terbitnya ia adalah menjadi terompet perjuangan Republik Indonesia, menyiarkan berita-berita medan pertempuran di Jawa, Sumatera dll, yang sumber beritanya secara monitoring diambil dari siaran-siaran “Radio Pemberontak/Bung Tomo” di Jawa Timur dan pemancar-pemancar gelap lainnya. Tetapi justru berita-berita semacam ini yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Penerbitan tersebut diselenggarakan secara kekeluargaan, tetapi penuh semangat dan tanggung jawab, meskipun sebenarnya tidak menghasilkan keuntungan material, kecuali hanya penuangan semangat juang yang berkobar-kobar dari para pengasuhnya. Pimpinan redaksi sdr Hamran Ambrie alias “Abang Betel” betul-betul pekerja serba guna. Dari pimpinan redaksi sampai tukang putar roneo, plus tukang temple prangko buat langganan. Masih segar dalam ingatan, ketika pada tahun 1946-1947 itu surat kabar ini yang berkantor di jalan Pasar (dulu terkenal dengan nama “Rumah Lima”) yang sekarang dengan nama jalan Abdulazis. Rumah itu tempat kediamannya sdr Hamran Ambrie dengan istrinya Syamsiah Dahlan beserta keluarga.

Redaksi di bawah pimpinan Hamran Ambrie, dengan wakil pimpinan sdr Yusni Antemas (sekarang : Anggraini Antemas), pembantu redaksi Badrun Arsyad, Ahmad Saminie, tenaga tata usaha sdr Ahmad Yusran, illustrator Bihman Villa (alm), pembantu-pembantu lainnya sdr. Syamsul Anek, Ahmadan H.A. Halim, sedang sebagai pimpinan usaha keuangan adalah sdr. H. Muhammad Idris Tangga Ulin.

Dengan tulisan-tulisan yang tajam di tajuk rencana, maupun berita-berita dan isi pojokannya sesuangguhnya surat kabar ini “terlalu” berani menghantam sana sini segala kebobrokan politik penjajahan waktu itu. Editorial dan kecaman-kecamannya tanpa tedeng aling-aling, tegas memihak perjuangan rakyat yang pro republik.

MENOLAK TAWARAN DAN AKIBATNYA

Pada suatu kali, dipanggillah sdr.Hamran Ambrie dan Yusni Antemas (masing-masing sebagai peminpin Redaksi/ Penanggung Jawab dan Wakilnya) dari harian ini, ke kantor Kiai Kepala Amuntai yang waktu itu dijabat oleh H. Muhammad Halid (alm).

Ternyata kedua wartawan ini dihadapkan dengan paduka Kiai Besar dari Kandangan (Merah Nadalsyah) dan di dalam suatu pertemuan yang “agak rahasia” itu dilakukanlah nunjukkan agar kedua wartawan ini mengurangi aktifitasnya sebagai wartawan Republikiens.

Kepada Hamran Ambrie dan Yusni Antemas ditawarkan “bantuan tetap” berrupa uang dan barang dalam jumlah “lumayan” yang berasal dari pemerintah Belanda, asal saja mereka mau menghentikan penerbitan harian “Trompet Rakyat” tersebut. Atau setidak-tidaknya merobah haluannya menjadi harian pro Belanda, dan bekerja sama pada sebuah surat kabar Belanda yang waktu itu telah terbit di Kalsel.

Namun ajakan ini dijawab dengan tegas oleh mereka : “Terima kasih, kami belum dapat menerimanya”, Karuan saja hal ini telah mengecewakan pihak yang mengajak, justru pihak yang berkuasa pada waktu itu. Apabila yang berkuasa telah dikecewakan, maka orang telah bisa meramalkan, apa yang bakal jadi resikonya. Tak lama setelah itu, maka terjadilah suatu peristiwa yang mengejutkan bagi golongan “Kuli tinta” (wartawan) di kawasan Hulu Sungai waktu itu. Untuk objektifnya tulisan ini, kita kutip saja berita harian “Masyarakat Baru” terbitan Samarinda yang memuat berita peristiwa tersebut sebagai berikut :

REDAKTUR “TROMPET RAKYAT” MENDAPAT PUKULAN DARI MILITER. Samarinda (MB).

Tuan Antemas, redaktur “Trompet Rakyat” di Amuntai (surat kabarnya Abang Betel. Pen) sewaktu bepergian ke Tanjung baru-baru ini tgl. 6 Mei 1947, setelah mengetahui bahwa ia adalah seorang wartawan, oleh pihak militer di tempat tersebut dipukul dengan cara yang sangat menusuk perasaan.

Berhubung dengan kejadian yang tidak pantas ini, maka Hoofd redacteur dari surat kabar itu (Tuan Hamran Ambrie. Pen) mengirim kawat kepada tuan-tuan Resident dan Auditeur Militer di Banjarmasin, memprotes kejadian itu, yang berbunyi kawatnya sbb: “Sangat menyesali tindakan militer Tanjung atas terjadinya pemukulan dan ancaman pada Antemas, anggota redaksi kita yang tidak ada beralasan kesalahan selain dari karena kedudukannya sebagi redaktur surat kabar. Mengharap tindakan Paduka”.

Kabar belakangan menyatakan bahwa di pihak yang berwajib berjanji untuk memeriksa ini lebih jauh”.

Demikian guntingan harian “Masyarakat Baru” Samarinda yang dipimpin oleh sdr> Oemar Dachlan, yang hingga kini masihtetap aktif menulis sebagai wartawan senior.

HIJRAH TERBITNYA KE ALABIO

Karena keadaan pasang surut yang tidak terelakkan, berupa tekanan-tekanan dari pihak penguasa Belanda maka pada tahun 1947 itu penerbitan diterbitkan di kota Alabio, karena sdr. Hamran Ambrie pimpinan redaksinya juga berpindah domisili ke sana. Di sini ia mendapat tambahan tenaga redaksi sdr. Nawawi Z, dan dapat terbit secara darurat karena kekurangan modal, sehingga sampai pada tamat riwayatnya dengan suatu “persbreidel” (larangan terbit) oleh Pemerintah Belandayang berkuasa waktu itu.

Usaha untuk menerbitkannya kembali dengan nama lain, ternyata belum berhasil, sampai ketika meletusnya clash ke II terhadap Republik Indonesia (19 Desember 1948), pimpinan redaksinya sdr. Hamran Ambrie dan Yusni Antemas ditangkap kembali dan dijebloskan ke dalam pengasaingan/ tawanan militer Belanda di dekat lapangan udara “Ulin” (sekarang Syamsudin Noor), sehingga rencana penerbitan kembali harian itu gagal total sama sekali.

Akan tetapi meskipun surat kabar harian tersebut telah dibrangus oleh penguasa, namun usaha menerompetkan perjuangan membela Proklamasi 17 Agustus 1945 itu tak pernah padam-padamnya.

Waktu itu gerakan rahasia bersenjata “Gerpindom” sebagai penerbit rahasia dari almarhum “Trompet Rakyat” dan “Menara Indonesia”, setelah “Gerpindom” menggabungkan diri ke dalam “ALRI Divisi IV “A” Kalimantan”, dan markas-markas daerahnya telah terbentuk di pedalaman Amuntai, maka dari pedalaman B.N. 5/s ‘Kuripan jaya” diterbitkanlah surat kabar mingguan Republikien yang bernama “Obor Perjuangan” di bawah pimpinan sdr. Yusuf Hamdi, Hairul Lima, Darfa’i dan beberapa tenaga gerilyawan lainnya. Surat kabar ini hanya dicetak dengan mesin tulis biasa diatas kertas door slag, tapi isinya cukup tajam dengan kritik dengan berita-berita perjuangan. Tidak kurang hebatnya dengan keberanian saudara kandungnya yang telah almarhum :”Trompet Rakyat”.

Pihak penjajah menjadi gempar dengan terbitnya Koran gerilya ini yang disiarkan ke tengah-tengah kota. Namun Belanda tak dapat menyita ataupun memberangus Koran yang satu ini, karena staf redaksi “Obor Perjuangan” berada di markas gerilya jauh di pedalaman “Kuripan Jaya”. Koran gerilya ini berakhir terbitnya ketika para gerilyawan ALRI Div. IV turun ke kota secara resmi setelah melalui perundingan/ gencatan senjata.

Menjelang hari-hari kemenangan gerilyawan ALRI Div. IV itu, yakni dengan kehadirannya Jendral Mayor Suhardjo dari RI ke banjarmasin, ketika para tahanan/tawanan dibebaskan Berlanda, maka termasuklah beberapa wartawan Republik yang turut bebas, yaitu sdr. Zafry Zamzam (Republik), Adonis Samat, Haspan hadna, Arsyad manna (ketiganya dari Kalimantan Berjuang), Yusni Antemas dan Hamran Ambrie (Trompet Rakyat). Semua wartawan yang senasib sepenanggungan ini setelah di luar kemudian menggabung diri bekerja/ memperkuat harian “Kalimantan Berjuang” satu-satunya media massa Republikein yang masih terbit di Banjarmasin, kecuali hanya sdr. Hamran Ambrie yang bekerja pada harian “Pengharapan”.

scan0001.jpg

Pada halaman 35 buku "Kisah Gerilya Kalimantan":

scan0002.jpg

Kutipan dari Harian Banjarmasin Post dan Buku "Kisah Gerilya Kalimantan" menyatakan bahwa Hamran Ambrie adalah salah seorang pelaku sejarah yang berasal dari Amuntai, Kalimantan Selatan.

Berikut beberapa tulisan harian "UTAMA" mengenai Hamran Ambrie :

--------------------------------------------------------------------------------------
Komentar, kritik, saran, ide? Kirim ke:
Comment, Critics, sugest, idea? mail to:
hamran2007@yahoo.co.id

scan0003.jpg